RADAR PANGANDARAN.COM – Penangkapan CEO dan pendiri Telegram, Pavel Durov, di Prancis mendapat tanggapan dari berbagai pihak, termasuk jurnalis Amerika, Tucker Carlson.
Durov ditangkap oleh otoritas Prancis di Bandara Paris pada Sabtu, 24 Agustus, dan ditahan dengan tuduhan terkait dugaan keterlibatannya dalam penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, dan promosi terorisme.
Otoritas Prancis dilaporkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya, dengan alasan bahwa moderasi yang tidak memadai memungkinkan Telegram banyak digunakan oleh penjahat.
Namun, Ekaterina Mizulina, kepala Liga Internet Rusia, menduga bahwa Prancis bertindak atas permintaan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Pavel Durov pernah mengatakan kepada jurnalis Amerika, Tucker Carlson, bahwa dia mendapat “terlalu banyak perhatian” dari FBI dan badan penegak hukum lainnya saat berada di Amerika Serikat.
Carlson merekam wawancara langka dengan Durov pada bulan April, di mana pemilik Telegram tersebut berbicara tentang ketidaksepakatan dengan pemerintah Rusia, serta tekanan yang dihadapinya di AS.
Dalam wawancara tersebut, Durov mengaku bahwa badan intelijen Amerika telah mencoba merekrut karyawan Telegram dan meyakinkan mereka untuk membuat ‘pintu belakang’ ke dalam aplikasi pesan tersebut.