by

Gubernur Bank Sentral Inggris: Dunia di Bawah Ancaman Krisis Minyak seperti Tahun 1970-an

RADAR PANGANDARAN.COM – Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, menyatakan bahwa dunia menghadapi ancaman krisis minyak yang serupa dengan krisis pada tahun 1970-an.

Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, Bailey memperingatkan tentang potensi guncangan energi yang mengingatkan pada krisis minyak di era 1970-an.

Pada saat itu, harga minyak melonjak drastis akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang melibatkan negara-negara Arab dan Iran.

Krisis minyak tahun 1970-an mengacu pada dua guncangan besar di pasar minyak global yang menyebabkan kelangkaan minyak dan kenaikan harga energi dengan dampak luas terhadap ekonomi global.

Dua krisis utama dalam dekade tersebut adalah Krisis Minyak 1973 dan Krisis Minyak 1979, yang keduanya erat kaitannya dengan konflik politik di Timur Tengah.

Pada Oktober 1973, negara-negara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang dipimpin oleh negara-negara Arab, memberlakukan embargo minyak terhadap negara-negara yang mendukung Israel selama Perang Yom Kippur, khususnya Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan negara-negara Eropa Barat.

Embargo ini dilakukan sebagai protes atas dukungan militer mereka terhadap Israel dalam perang tersebut, yang menyebabkan harga minyak naik empat kali lipat dari $3 per barel menjadi sekitar $12 per barel.

Krisis kedua terjadi setelah Revolusi Iran pada tahun 1979, yang menggulingkan Shah Iran dan membawa Ayatollah Khomeini berkuasa.

Revolusi ini mengganggu produksi minyak di Iran, yang saat itu merupakan salah satu eksportir minyak terbesar di dunia.