oleh

Barokah Hidup Itu Ketika Kita Bisa Taubat! Simak Selengkapnya dalam Ceramah Gus Baha

“Banyak di Indonesia orang yang tidak bisa membaca Al-Qur’an, tapi anaknya hafizh. Karena setiap hutang itu tidak diwariskan. ‘Sudah Nak, biar Bapak saja yang bodoh, kamu jangan,’” lanjut Gus Baha.

Gus Baha juga menambahkan contoh lain yang sering terjadi di masyarakat kita. “Kebaikan seperti ini akan terus diwariskan. Banyak orang yang tidak tamat SD, tapi anaknya jadi dosen. Tidak tamat SMP, tapi anaknya jadi dekan,” terangnya.

Pesan bijak dari Gus Baha ini mengajarkan kita bahwa kekurangan seseorang tidak mematikan harapannya untuk memiliki generasi penerus yang memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya.

Setiap orang tua pasti menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya, meskipun kebaikan tersebut hanya berupa harapan. Mereka berharap kebaikan itu bisa terwujud dalam kehidupan anak-anaknya, sementara keburukan cukup berhenti pada dirinya.

BACA JUGA: Pesan Bijak Gus Baha: Mengapa Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah

“Karena setiap dari kita itu bercita-cita, kebaikannya menurun ke anak cucunya, dan keburukannya berhenti pada dirinya sendiri,” tandas Gus Baha.

Sekali lagi, kita diingatkan bahwa bertaubat dan mewujudkan generasi yang lebih baik dari kita adalah bentuk anugerah, dan hal tersebut harus kita syukuri.

Dengan merenungkan ceramah Gus Baha ini, semoga kita semua dapat terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Semoga kita juga mampu mengarahkan kebaikan kepada keturunan kita, serta senantiasa memohon kepada Allah agar memberikan keberkahan dalam setiap langkah hidup kita. Aamiin.