“Di Indonesia itu banyak, maaf, banyak maling yang anaknya sholeh. Karena mereka tetap menasihati anaknya begini, ‘Sudahlah, Nak, cukup Bapak saja yang mengalami ini, kamu jangan.’ Bapak sudah menjalani ini, tapi kamu jangan,” jelas Gus Baha.
Meskipun terjerumus dalam kesalahan di masa lalu, kebanyakan orang tua tidak ingin mengikutinya mengikuti jejak buruk mereka. Yang menarik, orang tua justru berharap anak-anaknya menjadi pribadi yang lebih baik dari dirinya.
“Banyak di Indonesia orang yang tidak bisa membaca Al-Qur’an, tapi anaknya hafizh. Karena setiap hutang itu tidak diwariskan. ‘Sudah Nak, biar Bapak saja yang bodoh, kamu jangan,’” lanjut Gus Baha.
Gus Baha juga menambahkan contoh lain yang sering terjadi di masyarakat kita. “Kebaikan seperti ini akan terus diwariskan. Banyak orang yang tidak tamat SD, tapi anaknya jadi dosen. Tidak tamat SMP, tapi anaknya jadi dekan,” terangnya.
Pesan bijak dari Gus Baha ini mengajarkan kita bahwa kekurangan seseorang tidak mematikan harapannya untuk memiliki generasi penerus yang memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya.
Setiap orang tua pasti menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya, meskipun kebaikan tersebut hanya berupa harapan. Mereka berharap kebaikan itu bisa terwujud dalam kehidupan anak-anaknya, sementara keburukan cukup berhenti pada dirinya.
BANDUNG, RADARPANGANDARAN.COM— Striker Persib David da Silva pundung (ngambek) menjelang laga Persib vs Lion City…
JAKARTA, RADARPANGANDARAN.COM - Pembelian tiket Timnas Indonesia melawan Jepang dan Arab Saudi pada kualifikasi Piala…
RADAR PANGANDARAN.COM - Ivan Juric mengakui bahwa AS Roma belum memiliki mentalitas pemenang jelang laga…
RADAR PANGANDARAN.COM - Manchester City mencatatkan rekor baru sebagai tim dengan rekor tak terkalahkan terlama…
BANDUNG, RADARPANGANDARAN.COM— Pelatih Persib Bojan Hodak memiliki satu hal yang membuatnya takut jelang laga Persib…
JAKARTA, RADARPANGANDARAN.COM - PSSI resmi membuka pendaftaran Garuda ID pada Rabu 23 Oktober 2024 kemarin.…
This website uses cookies.