Jawaban Allah kepada Nabi Musa, menurut Gus Baha, justru sangat unik dan penuh hikmah. Allah berfirman, “Aku yang Tuhan saja sering disalahpahami, apalagi kamu. Aku ini Tuhan. Banyak yang mengatakan Aku punya anak, banyak yang menganggap Aku bakhil (pelit), banyak pula yang salah paham kepada-Ku. Padahal Aku ini Tuhan; kalau Aku mau, bisa saja semua orang itu dibungkam. Namun, itu tidak Aku lakukan. Apalagi kamu hanya seorang nabi.”
Dari kisah ini, pesan bijak Gus Baha sangat terasa. Allah mengajarkan bahwa sebagai makhluk, kita tidak bisa menghindari penilaian orang lain.
Bahkan seorang nabi pun tetap menghadapi penilaian yang tidak baik dari umatnya.
Inilah yang coba dijelaskan dalam ceramah Gus Baha, bahwa cara menghadapi prasangka orang lain yang tidak sesuai dengan kenyataan adalah dengan bersikap tenang dan tidak terlalu menghiraukannya.
Melalui kajian Gus Baha ini, kita diajak memahami bahwa tidak semua orang akan selalu setuju atau berpandangan baik kepada kita, sekalipun kita benar.
Nasihat Gus Baha ini bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia yang penuh dengan asumsi dan prasangka.