“Jadi, jika kamu ingat mati, jangan malah lemas atau pasrah menunggu takdir. Justru seharusnya disuruh semangat. Tenaga medis semangat mengobati pasien, dan pasien juga semangat untuk sembuh,” jelas Gus Baha.
Nasihat Gus Baha ini mengajarkan bahwa kita harus menguatkan diri dan berani menjalani hidup. “Orang Jawa bilang, ‘Demi anak cucu’. Jika saya sebagai kiai, ‘Demi santri dan demi umat’,” tambahnya.
Gus Baha juga menegaskan bahwa mengingat kematian seharusnya membuat kita lebih menghargai hidup sebagai anugerah dari Allah SWT.
Hidup adalah kesempatan berharga untuk mempersiapkan diri bertemu dengan-Nya. Karena itu, hidup bukan sekadar menunggu, melainkan bagaimana mengisinya dengan kebaikan dan semangat.
Selain itu, Gus Baha mengingatkan pentingnya berbuat baik, bahkan dalam bentuk sederhana.
“Jika tidak bisa berbuat baik pada orang lain, yang penting tidak mengganggu orang lain,” ungkapnya.
Ini adalah prinsip sederhana namun penuh makna. Tindakan semacam ini bisa dianggap sebagai bentuk sedekah bagi diri sendiri, atau sebuah kebaikan yang membawa ketenangan dan keselamatan batin.
Melalui ceramahnya, Gus Baha mengajak kita untuk hidup dengan penuh semangat dan cinta, meskipun kematian pasti menanti di ujung perjalanan.