“Soal terlalu lama menanggung utang itu takdir, paham ya,” ucapnya dengan sedikit candaan. Meskipun disampaikan dengan guyonan, ada pesan bijak di baliknya. Gus Baha mengingatkan kita untuk tetap bijak dalam berutang.
“Paling tidak, dengan banyaknya utang, kalian bisa mengakui kelemahan (kedhoifan) kalian. Tapi, kalau bisa jangan banyak-banyak utangnya,” lanjutnya.
Gus Baha juga menegaskan bahwa utang yang halal adalah yang tidak melebihi aset yang dimiliki.
“Utang yang halal itu, kalau uangmu 100 juta, utangmu juga 100 juta. Utang yang halal tidak melebihi aset yang kamu miliki,” jelasnya.
Pesan ini sangat relevan dengan kehidupan saat ini, di mana Gus Baha mengajarkan kita untuk hidup sesuai kemampuan dan tidak terjerat utang berlebihan.
Beliau juga menekankan bahwa nikmat terbesar selain kehidupan adalah nikmat Islam.
“Jika ingin mencari nikmat terbesar di dunia, adakah yang lebih besar dari Islam? Cukuplah Islam sebagai nikmat,” tegas Gus Baha.
Sebagai Muslim, berada dalam naungan Islam adalah karunia terbesar yang harus selalu kita syukuri.
Gus Baha menjelaskan lebih lanjut bahwa nikmat tertinggi dari Allah adalah ketika kita yang awalnya tidak ada, kemudian diciptakan dan dihidupkan di dunia ini.