Keyakinan seperti itu, menurut Gus Baha, bisa mengarah pada syirik kecil atau syirik yang tersembunyi.
“Padahal, kata ‘pasti’ ini yang bisa menjadikan syirik. Karena seakan-akan makan itu punya kekuatan yang luar biasa,” tambah Gus Baha.
Dengan kata lain, manusia harus menyadari bahwa kekuatan sejati hanya milik Allah, bukan pada benda atau aktivitas tertentu.
Ceramah Gus Baha ini mengingatkan kita untuk tidak menyepelekan pentingnya doa, termasuk doa sebelum makan.
“Kita kan suka bilang: namanya orang kalau nggak punya uang ya tidak bisa nyaman, orang kalau tidak makan ya lapar,” katanya.
Pesan bijak Gus Baha secara tersirat mengajak kita sebagai Muslim untuk menyadari pentingnya menjaga keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah.
“Di saat yang sama kamu meyakini Allah punya makhluk yang namanya malaikat, tanpa makan bisa hidup,” kata Gus Baha.
Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan dan kekuatan makhluk hidup sepenuhnya bergantung pada kekuasaan Allah.
Ketika ada orang yang membantah dengan berkata, “Tapi kita kan manusia, Gus, itu malaikat,” Gus Baha menjawab santai,
“Lha, emang bedanya apa dalam pandangan Allah? Malaikat bisa seperti itu ya karena kekuasaan Allah. Manusia bisa seperti ini juga karena kekuasaan Allah, nggak ada bedanya.”