oleh

Kajian Gus Baha tentang Hakikat Ilmu yang Menempatkan Allah di Atas Segalanya

“Jika Anda meragukan Tuhan dengan cara itu, sama saja Anda bertanya, ‘Apa benar saya bisa hidup tanpa jantung, Tuhan?’” ujar Gus Baha.

Ilmu sejati memahami bahwa tubuh bisa hidup karena Allah meniupkan ruh ke dalamnya. Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan, sementara organ tubuh hanya alat, bukan sumber kehidupan.

Begitu pula dalam hal rezeki. Setiap nikmat yang kita terima adalah karunia dari Allah, bukan sekadar hasil dari gaji atau profit. Semua itu hanyalah perantara.

Banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap, tetapi tetap bisa makan, minum, dan menikmati rezeki dari Allah.

BACA JUGA: kajian-gus-baha-tentang-prioritas-dakwah-nabi-dalam-memperkuat-tauhid-pada-13-tahun-periode-awal-islam-di-mekkah/">Kajian Gus Baha Tentang Prioritas Dakwah Nabi dalam Memperkuat Tauhid pada 13 Tahun Periode Awal Islam di Mekkah

BACA JUGA: ceramah-gus-baha/">Mensyukuri Nikmat Allah yang Terlupakan, Simak Selengkapnya dalam Ceramah Gus Baha

Kesehatan, ketenangan, dan keamanan pun adalah anugerah Allah yang tak ternilai. Mengenali hakikat ilmu ini membuat kita menyadari bahwa segala sesuatu, dari yang kasat mata hingga yang tidak, berada dalam kekuasaan-Nya.

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

Nasihat Gus Baha ini mengingatkan kita bahwa ilmu sejati adalah ilmu yang menempatkan Allah di posisi tertinggi, jauh dari sekadar pengetahuan empiris.

Untuk itulah kita dianjurkan untuk selalu mendekat kepada ulama yang mampu membimbing kita mengenal Allah dengan lebih baik, termasuk mengenal ilmu yang hakiki.

“Itulah kenapa penting untuk kenal ulama,” tandas Gus Baha.

Semoga kita semua bisa lebih memahami bahwa ilmu bukan hanya soal logika manusia, melainkan keyakinan penuh pada keagungan Allah.