oleh

Masjid Addas, Jejak Sejarah Orang Pertama Memeluk Islam di Thaif

Rasulullah pun bertanya asal-usul Addas, dan ia menjawab bahwa dirinya berasal dari Ninawa, kampung halaman Nabi Yunus AS.

Mendengar itu, Rasulullah tersenyum lalu berkata: “Itulah negeri dari seorang hamba saleh, Yunus bin Matta. Ia adalah saudaraku. Aku seorang nabi, dan ia juga seorang nabi.”

Mendengar pernyataan itu, hati Addas tersentuh. Ia segera memeluk Rasulullah SAW, mencium kepala, tangan, dan kaki beliau sebagai tanda penghormatan dan keimanannya. Addas pun menjadi orang pertama di Thaif yang menerima Islam, meski hanya seorang budak kecil yang jauh dari perhatian masyarakat.

Masjid Addas, Simbol Hidayah di Thaif

Untuk mengenang momen bersejarah ini, dibangunlah sebuah masjid kecil di area kebun anggur tersebut, yang kini dikenal sebagai Masjid Addas.

Masjid ini menjadi simbol betapa hidayah Allah SWT bisa datang kepada siapa pun, bahkan dari kalangan yang paling sederhana. Bangunan masjidnya tidak terlalu besar, namun menyimpan makna mendalam.

Bagi para peziarah, masjid ini bukan hanya tempat shalat, tetapi juga titik renungan akan kesabaran Rasulullah SAW

dalam menghadapi penolakan, sekaligus kisah iman seorang budak yang dengan tulus menerima
kebenaran.

Addas hanyalah seorang budak yang mungkin dianggap tidak berharga oleh masyarakat sekitarnya. Namun, justru dari dirinya, Islam pertama kali menjejak di Thaif.

Kisah ini mengajarkan bahwa hidayah adalah murni pemberian Allah, tidak terikat oleh status sosial, kekayaan, atau kedudukan.

Ia juga menjadi bukti bahwa dakwah Nabi Muhammad SAW tidak sia-sia, meski mayoritas penduduk Thaif menolak. Satu jiwa yang beriman lebih berharga di sisi Allah dibandingkan seluruh penolakan yang diterima.

Destinasi ziarah sejarah di Thaif

Masjid Addas kini menjadi salah satu destinasi ziarah sejarah di Thaif. Jamaah haji maupun umrah sering meluangkan waktu untuk singgah, berdoa, dan mengenang kisah inspiratif ini.