Merenung di Jabal Rahmah, Bukit Kasih Sayang di Padang Arafah

Turunnya Wahyu Terakhir Selain kisah Adam dan Hawa, Jabal Rahmah juga erat kaitannya dengan perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Di kawasan Arafah inilah, saat wukuf dalam haji terakhir beliau, turun wahyu yang menjadi penutup risalah kenabian.

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah: 3)

Ayat ini menandai kesempurnaan Islam sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Karena itu, Jabal Rahmah bukan hanya simbol kasih sayang, tetapi simbol penyempurnaan wahyu Allah yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Jabal Rahmah Memiliki Makna Spiritual

Bagi umat Islam, Jabal Rahmah memiliki makna spiritual yang mendalam. Saat menunaikan ibadah haji, jutaan jamaah berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf, yang merupakan puncak haji.

Meskipun tidak ada kewajiban syariat untuk mendaki Jabal Rahmah, banyak jamaah yang memilih mendatanginya, mendaki hingga ke puncak, dan berdoa dengan penuh khusyuk.

Mereka memohon kasih sayang, ampunan, jodoh yang baik, dan keberkahan hidup, seraya merenungkan sejarah
panjang yang melekat pada bukit ini.

Di puncak bukit terdapat sebuah tugu putih setinggi 8 meter yang menjadi penanda lokasi bersejarah tersebut. Dari atas, jamaah dapat melihat hamparan Padang Arafah yang luas, tempat jutaan manusia berkumpul dalam pakaian ihram yang serba putih, pemandangan yang mengingatkan akan persamaan manusia di hadapan Allah SWT.

Jabal Rahmah Sebagai Simbol Doa dan Harapan Selain makna sejarahnya, Jabal Rahmah juga dikenal sebagai tempat di mana doa-doa dipanjatkan.