Kalaupun ternyata kita masih hidup esok hari, anggap saja itu adalah hari terakhir lagi, begitu seterusnya.
Ini membantu kita menjalani hidup dengan lebih tenang dan menghindari pikiran yang tidak penting atau perbuatan sia-sia. Karena kita pasti berpikir, untuk apa membuang-buang waktu dalam hidup yang hanya sehari ini?
Tidak hanya soal menghadapi kebencian, pesan bijak Gus Baha ini juga dapat diaplikasikan dalam ibadah.
“Ikhlas juga demikian. Caranya, jika ingin shalat yang nyaman, Sholli Ka Annaka Sholaatun Muwaddi’in. Anggap saja itu shalat terakhir. Dan kenangan terbaikmu di dunia adalah pernah shalat, sujud,” tutur Gus Baha.
Beliau menekankan bahwa keikhlasan dalam shalat bisa diraih dengan menganggap setiap shalat sebagai yang terakhir.
Dengan pola pikir ini, kita akan merasakan bahwa shalat adalah kenangan terbaik yang pernah kita lakukan di dunia. Setiap sujud dan ruku menjadi momen penuh kebahagiaan.
Ceramah Gus Baha ini mengajarkan kita bahwa cara paling sederhana untuk merasakan keikhlasan dan kebahagiaan dalam shalat adalah dengan membayangkan seolah-olah itu adalah kesempatan terakhir kita.