Renungan ini mengajak kita untuk selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.
Jika seseorang tidak dilahirkan sebagai anak kyai atau keturunan Nabi, hal tersebut tidak perlu menimbulkan kekecewaan. Sebaliknya, itu bisa dianggap sebagai kemudahan dalam hidup.
Tanggung jawab besar yang harus diemban oleh anak kyai atau cucu Nabi memang berat. Sehingga, bagi yang tidak ditakdirkan demikian, tugas kita adalah menghormati mereka dan menjalankan peran kita sendiri.
Gus Baha juga menekankan betapa pentingnya menghormati para ulama dan keturunan Nabi.
Menurutnya, menghormati mereka adalah ibadah besar. Namun, bagi yang dihormati, jika tidak berhati-hati, hal ini bisa menjadi ujian yang memicu kesombongan.
“Hormat kepada cucu Nabi, hormat kepada anak kyai, kan justru enak. Hormat itu ibadah. Tapi bagi yang dihormati, kalau tidak kuat, justru bisa membuat sombong,” tuturnya.
Nasihat ini menegaskan pentingnya menjaga hati dan niat, baik bagi yang dihormati maupun yang menghormati.
Gus Baha mengajarkan kita untuk menjalani hidup sederhana sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah, dan bahwa seluruh tubuh kita adalah alat untuk beribadah kepada-Nya.