oleh

Simak Penjelasan Gus Baha Tentang Makna Ikhlas Dalam Kehidupan: Bentuk Logika Tertinggi Manusia

Gus Baha kemudian mengutip ayat Al-Qur’an yang berbunyi: Innamaa nuá¹­h’imukum liwaj-hillaahi laa nuriidu minkum jazaa aaw wa laa syukuuraa
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al-Insan: 9).

Pesan bijak ini mengajak kita untuk merenungkan makna ikhlas dalam setiap tindakan.

Seperti yang diajarkan dalam ayat tersebut, dalam berbuat kebaikan, seperti memberi makan kepada orang yang membutuhkan, ikhlas berarti tidak mengharapkan balasan apapun, baik itu balas budi maupun ucapan terima kasih.

Sikap ikhlas sepenuhnya dilakukan demi meraih keridhaan Allah.

Bagi orang-orang alim yang telah mencapai derajat pemahaman tinggi, mereka akan selalu mengingat firman Allah dalam Al-Qur’an yang menyatakan: “Walillahi Mulkus Samaawaati Wal Ardhi”

“Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi.” (QS. Al-Jasiyah: 27).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala yang ada di dunia ini—baik yang kita lihat maupun yang tidak kita lihat—semuanya adalah milik Allah.

Ceramah Gus Baha tentang makna ikhlas mengajarkan kita untuk berpikir lebih rasional dan objektif dalam setiap perbuatan.

Ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah, akan lebih mudah bagi kita untuk berbuat ikhlas tanpa pamrih.

Memberi tanpa mengharapkan balasan, berbuat baik tanpa menunggu ucapan terima kasih, adalah ciri orang yang benar-benar ikhlas.

Dengan ikhlas, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani hidup yang lebih bermakna.

BACA JUGA: nasehat-gus-baha/">Jadilah Orang Yang Selalu Bergantung Kepada Allah, Begini Nasehat Gus Baha!