Nasihat ini mengajak kita untuk merenungkan lebih dalam tentang konsep kepemilikan. Segala sesuatu yang kita miliki—tubuh, kekuatan, hingga rezeki—adalah anugerah dari Allah.
Kesadaran ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada harta benda, karena sejatinya semuanya adalah milik Allah.
Gus Baha kemudian mengutip ayat Al-Qur’an yang berbunyi: Innamaa nuá¹h’imukum liwaj-hillaahi laa nuriidu minkum jazaa aaw wa laa syukuuraa
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al-Insan: 9).
Pesan bijak ini mengajak kita untuk merenungkan makna ikhlas dalam setiap tindakan.
Seperti yang diajarkan dalam ayat tersebut, dalam berbuat kebaikan, seperti memberi makan kepada orang yang membutuhkan, ikhlas berarti tidak mengharapkan balasan apapun, baik itu balas budi maupun ucapan terima kasih.
Sikap ikhlas sepenuhnya dilakukan demi meraih keridhaan Allah.
Bagi orang-orang alim yang telah mencapai derajat pemahaman tinggi, mereka akan selalu mengingat firman Allah dalam Al-Qur’an yang menyatakan: “Walillahi Mulkus Samaawaati Wal Ardhi”