Taubat Lagi Dosa Lagi, Apa Yang Sebaiknya Dilakukan? Ini Penjelasan Gus Baha

    Beliau juga mencontohkan kebiasaan manusia yang sering kali mengulangi dosa-dosa kecil, seperti ghibah, lalu bertaubat, namun tetap mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.

    “Sehabis ghibah temannya atau tetangganya, istighfar, menyadari ghibah adalah dosa. Besok ghibah lagi, lagi, dan ghibah lagi,” tambahnya.

    Menurut , manusia yang tidak bisa ia sebut sebagai “tidak bakat wali,” karena dosa seperti menjadi kebutuhan dalam hidup mereka.

    “Namanya tidak bakat jadi wali, dosa seperti kebutuhan. Amit-amit benar. Orang kalau tidak wali, kebutuhannya bukan sembako, tapi ghibah,” tandas dengan nada humor.

    ini mengingatkan kita bahwa meskipun Allah adalah Maha Penerima , manusia harus berusaha lebih keras untuk menjaga diri dari kesalahan yang sama dan tetap serta memperbaiki diri.

    memberikan gambaran tentang pentingnya taubat yang tulus dan konsisten, sekaligus menyoroti tantangan yang dihadapi manusia dalam menjaga konsistensi dalam berbuat baik.

    bijak mengajarkan bahwa Allah selalu membuka pintu taubat, namun manusia perlu terus berjuang melawan hawa nafsu dan godaan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.