oleh

4 Makanan Perusak Hormon yang Harus Dihindari

Hormon tambahan dalam susu sapi dapat memicu ketidakseimbangan estrogen dan progesteron pada manusia. Kondisi ini sering dikaitkan dengan masalah jerawat, gangguan siklus menstruasi, serta risiko infertilitas.

Tidak hanya itu, kandungan residu antibiotik juga berpotensi merusak mikrobiota usus, padahal usus berperan besar dalam produksi dan regulasi hormon.

Mengganti produk dairy non-organik dengan pilihan organik atau susu nabati seperti susu almond, oat, atau kedelai bisa membantu menjaga stabilitas hormon. Dengan demikian, pemilihan sumber dairy yang tepat sangat penting untuk mendukung kesehatan jangka panjang.

3. Makanan Tinggi Gula dan Ultra-Proses

Makanan tinggi gula dan ultra-proses seperti kue, permen, biskuit, dan makanan cepat saji termasuk penyebab utama ketidakseimbangan hormon. Gula berlebih meningkatkan kadar insulin secara drastis. Hormon insulin yang terlalu sering melonjak memicu resistensi insulin, obesitas, dan risiko diabetes tipe 2.

Selain itu, makanan ultra-proses mengandung lemak trans dan pengawet kimia yang mengganggu produksi leptin dan ghrelin, hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang.

Akibatnya, tubuh lebih sering merasa lapar meski sudah makan, sehingga asupan kalori berlebih tidak terhindarkan. Pola ini dalam jangka panjang dapat merusak metabolisme tubuh dan memperburuk kondisi hormon.

Oleh karena itu, mengganti makanan ultra-proses dengan makanan utuh seperti buah segar, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian menjadi langkah efektif untuk menjaga hormon tetap stabil.

4. Kandungan Gula dan Bahan Kimia dalam Soda

Soda menjadi salah satu minuman paling berbahaya bagi keseimbangan hormon. Kandungan gula dalam satu kaleng soda bisa mencapai lebih dari 30 gram, jumlah yang langsung memengaruhi kadar insulin.