Untuk mengatasinya, penting memberi ruang pribadi. Menghabiskan waktu sendirian, melakukan hobi, atau sekadar duduk tenang tanpa gangguan bisa membantu mengisi kembali energi sosial. Batasi interaksi yang tidak perlu agar keseimbangan tetap terjaga.
3. Capek Emosional
Capek emosional terjadi ketika seseorang terlalu sering menahan, mengendalikan, atau mengeluarkan perasaan yang intens. Hal ini biasanya dialami saat menghadapi konflik, kehilangan, atau situasi penuh tekanan. Gejalanya antara lain mudah marah, merasa hampa, atau menangis tanpa sebab jelas.
Mengatasi capek emosional dapat dilakukan dengan mengekspresikan perasaan secara sehat. Curhat kepada orang yang dipercaya, menulis jurnal, atau melakukan aktivitas yang menenangkan seperti mendengarkan musik bisa menjadi pilihan. Jika perasaan terlalu berat, tidak ada salahnya mencari bantuan dari profesional.
4. Capek Mental
Capek mental adalah kondisi saat otak merasa jenuh akibat aktivitas berpikir yang berlebihan. Hal ini sering dialami oleh pelajar, mahasiswa, atau pekerja yang harus banyak menganalisis, memecahkan masalah, atau membuat keputusan penting. Gejalanya termasuk sulit konsentrasi, cepat lupa, dan perasaan kewalahan.
Cara istirahat terbaik untuk capek mental adalah dengan melakukan aktivitas ringan yang tidak melibatkan banyak berpikir, seperti berjalan santai, menonton film ringan, atau melakukan meditasi. Istirahat sejenak dari layar komputer atau gawai juga membantu menyegarkan pikiran.
5. Burnout
Burnout merupakan bentuk kelelahan yang paling kompleks karena melibatkan fisik, emosi, mental, dan sosial sekaligus. Kondisi ini biasanya muncul akibat tekanan pekerjaan yang berlarut-larut tanpa ada keseimbangan dengan waktu istirahat. Gejalanya meliputi hilangnya motivasi, merasa hampa, hingga muncul keinginan menyerah.







