Teropong juga menjadi perlengkapan navigasi sederhana yang bisa diandalkan ketika sistem elektronik tidak berfungsi. Dengan teropong prisma, risiko kehilangan arah atau tabrakan dapat berkurang.
4. EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon)
EPIRB merupakan alat canggih yang sangat vital dalam keadaan darurat. Perangkat ini mengirimkan sinyal otomatis kepada satelit ketika kapal mengalami masalah serius, seperti tenggelam atau terbalik.
Sinyal tersebut kemudian diteruskan ke tim penyelamat agar posisi kapal dapat diketahui dengan cepat. EPIRB berperan sebagai penghubung penting antara korban di laut dengan tim SAR.
Keberadaan alat ini meningkatkan peluang penyelamatan karena mempercepat proses evakuasi.
5. Life Buoy
Life buoy atau pelampung cincin digunakan untuk menolong orang yang jatuh ke laut. Bentuknya yang bulat memudahkan seseorang berpegangan hingga tim penyelamat datang.
Life buoy biasanya dilengkapi dengan tali agar bisa dilemparkan dari jarak tertentu. Warna oranye cerah membuat pelampung ini mudah terlihat meskipun di tengah ombak.
Life buoy memberi korban yang tercebur kesempatan hidup lebih besar sebelum mereka mendapat pertolongan sepenuhnya.
6. Kotak P3K
Orang menggunakan kotak P3K yang berisi perlengkapan medis dasar untuk menangani luka ringan di laut. Peralatan di dalamnya mencakup perban, plester, cairan antiseptik, gunting, sarung tangan medis, hingga obat-obatan darurat.
P3K membantu memberikan pertolongan pertama sebelum korban mendapat penanganan medis lebih lanjut. Kondisi laut yang jauh dari rumah sakit membuat kotak P3K wajib tersedia di kapal agar cedera kecil tidak berkembang menjadi masalah serius.
Pentingnya Persiapan Keselamatan di Laut
Keselamatan di laut bukan sekadar soal keterampilan mengemudi kapal, tetapi juga kesiapan menghadapi situasi darurat. Keenam peralatan di atas melengkapi aspek pencegahan sekaligus penanganan jika terjadi kecelakaan.