Bukan berarti mereka kepo, tapi mereka sangat peka dengan hal-hal kecil yang sering kita lewatkan.
Mulai dari cara orang tersenyum, nada suara, atau bahkan aroma hujan, semua bisa mereka simpan sebagai inspirasi cerita.
Observasi ini yang membuat karya mereka terasa hidup dan relate.
3. Berpikir Mendalam
Penulis fiksi tak hanya menciptakan karakter dan alur cerita, tapi mereka juga sering menggali makna di balik peristiwa.
Mereka sering merenung tentang kehidupan, emosi manusia, dan konflik yang dihadapi sehari-hari.
Kadang mereka bisa terjebak di dalam pikirannya sendiri sambil memikirkan nasib karakter yang mereka ciptakan.
Inilah kenapa karya mereka sering kali terasa punya kedalaman emosional.
4. Empatinya Besar
Menjadi penulis cerita fiksi berarti harus bisa merasakan apa yang dirasakan karakter–karakter dalam cerita.
Mereka harus masuk ke dalam pikiran berbagai macam tokoh, mulai dari protagonis, antagonis, sampai karakter figuran.
Hasilnya, mereka selalu punya empati yang besar, karena terbiasa memahami perasaan orang lain dari berbagai sudut pandang.
5. Hidup di Dua Dunia
Penulis fiksi bisa tiba-tiba termenung, seakan berada di alam lain, padahal sedang bersama kamu.