oleh

8 Mitos Suku Sunda yang Masih Melekat Sampai Sekarang

Meski terdengar mistis, larangan ini sebenarnya mengajarkan sopan santai. Bersiul keras dalam rumah bisa mengganggu ketenangan anggota keluarga.

5. Menyisakan Butiran Nasi di Piring

Mitos lainnya menyebutkan bahwa menyisakan nasi di piring akan membuat orang kesulitan mencari rezeki. Sebagian orang bahkan menakut-nakuti anak kecil dengan ucapan bahwa butiran nasi yang tersisa akan menangis.

Dari sisi logika, pesan ini sangat positif. Larangan menyisakan nasi adalah cara masyarakat menanamkan nilai menghargai makanan serta menghindari pemborosan.

6. Keluar Rumah Menjelang Magrib

Masyarakat Sunda menganggap keluar rumah saat magrib bisa membawa mara bahaya. Mereka percaya banyak makhluk halus berkeliaran pada waktu itu, sehingga orang tua menganjurkan anak-anak tetap berada di dalam rumah menjelang petang.

Jika memahami hal ini secara praktis, aturan ini sebenarnya bertujuan menjaga keamanan anak, karena saat senja jarak pandang berkurang dan risiko bahaya meningkat

7. Keluarkan Suara Saat Makan (Ceplak)

Makan sambil mengeluarkan suara ceplak dianggap tidak sopan. Dalam mitos Sunda, kebiasaan ini bisa mendatangkan rezeki yang seret.

Walaupun alasan mistis tidak terbukti, pesan moralnya jelas. Orang diajarkan untuk makan dengan tenang dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain.

8. Beli Garam Malam Hari

Beli garam pada malam hari dianggap pantangan karena dipercaya bisa mendatangkan kesialan. Dalam kehidupan tradisional Sunda, garam adalah kebutuhan pokok yang penting.

Aturan ini sebenarnya mengajarkan perencanaan hidup. Orang yang teliti sebaiknya menyiapkan kebutuhan rumah tangga sejak siang hari agar tidak merepotkan diri sendiri pada malam hari.

Sejarah dan Nilai Budaya

Sejarah munculnya mitos-mitos ini berakar dari kebiasaan masyarakat agraris Sunda yang menjunjung tinggi kesopanan, kebersamaan, dan keteraturan.