RADARPANGANDARAN.COM-Â Anak-anak Indonesia mengalami krisis kesehatan akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan Junk Food.
Mereka sering kali mengkonsumsi makan-makanan cepat saji, cemilan manis, dan minuman bersoda seperti alkohol yang menyebabkan kesehatan menjadi terganggu.
Anak memang menyukai dan mengonsumsi junk food karena praktis, tetapi risiko jangka panjangnya serius.
Orang tua dan pakar kesehatan kini menyoroti tren ini karena berpotensi memicu krisis kesehatan di masa depan. Pola makan yang buruk sejak dini bisa menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung pada usia muda.
Konsumsi Junk Food Meningkat
Survei terbaru menunjukkan anak-anak mengonsumsi junk food lebih dari tiga kali seminggu. Banyak orang tua mengaku memberikan camilan cepat saji karena praktis dan disukai anak.
Anak-anak sendiri cenderung memilih makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh karena rasa makanan itu menarik dan mudah mereka dapatkan.
Kebiasaan memberi junk food sebagai hadiah atau pengganti perhatian menjadi salah satu faktor meningkatnya konsumsi.
Dampak Langsung pada Kesehatan Anak
Pakar gizi menegaskan bahwa konsumsi junk food secara rutin merusak kesehatan anak. Junk food tinggi kalori tapi rendah nutrisi.
Anak yang sering mengonsumsinya berisiko mengalami kelebihan berat badan, gangguan pertumbuhan, dan kekurangan vitamin serta mineral penting.
Dokter anak menambahkan bahwa pola makan tinggi gula dan lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol, memicu tekanan darah tinggi, dan mempercepat risiko penyakit jantung.