Undang-undang ini bertujuan membentuk kembali batasan antara kehidupan kerja dan pribadi serta menciptakan keseimbangan yang lebih baik.
Survei menunjukkan bahwa pekerja Australia rata-rata bekerja 5,4 jam lembur tanpa upah per minggu atau 230 jam setahun, mengakibatkan kerugian sekitar US$88 miliar dalam bentuk pendapatan yang hilang.
Serikat pekerja Australia menyambut baik undang-undang ini dan menyebutnya sebagai “kemenangan biaya hidup” dan memberi orang cara untuk “mengurangi beban kerja yang tidak dibayar.”
“Hari ini adalah hari bersejarah bagi para pekerja,” kata Michele O’Neil, presiden Dewan Serikat Buruh Australia (ACTU).
“Rata-rata orang melakukan lima hingga enam jam kerja tanpa upah setiap minggu. Berkat diperkenalkannya undang-undang baru ini, warga Australia kini dapat dibayar untuk jam kerja tersebut,” lanjutnya.
“Lebih banyak uang di kantong Anda, lebih banyak waktu dengan orang-orang yang Anda cintai, dan lebih banyak kebebasan untuk menjalani hidup Anda,” tuturnya.
“Itulah hak untuk tidak berhubungan dengan apa pun,” pungkasnya.
Menurut Russian Today, selain Australia, Prancis, Belgia, Italia, Spanyol, dan beberapa negara di Amerika Latin juga telah mengadopsi langkah-langkah serupa.