oleh

Begadang Sebabkan Risiko Serangan Jantung, Ini Fakta Medisnya

RADARPANGANDARAN.COM – Begadang sebabkan risiko serangan jantung lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola tidur teratur.

Kebiasaan tidur larut malam atau tidur di atas jam 12 malam ternyata bukan hanya membuat tubuh lelah dan mengantuk keesokan harinya, tetapi juga dapat meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

Dampak Begadang Terhadap Kesehatan Jantung

Tidur merupakan kebutuhan dasar tubuh untuk memperbaiki sel, menjaga keseimbangan hormon, dan mengatur kerja organ vital.

Seseorang yang sering begadang memaksa sistem tubuh tetap aktif padahal seharusnya beristirahat. Kondisi ini mengakibatkan gangguan pada sistem kardiovaskular, salah satunya meningkatnya risiko serangan jantung.

Penelitian terhadap lebih dari 4.500 orang dewasa menunjukkan bahwa orang yang rutin tidur larut malam meningkatkan risiko serangan jantung hingga 81%.

Definisi begadang dalam penelitian ini adalah tidur melewati pukul 12 malam pada hari kerja (weekday).

Mekanisme Begadang Memicu Serangan Jantung

Begadang sebabkan risiko serangan jantung melalui beberapa mekanisme biologis. Saat seseorang tidur larut malam, tubuh mengalami peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang memicu naiknya tekanan darah dan detak jantung.

Selain itu, kondisi ini juga memicu peradangan sistemik yang berdampak buruk pada pembuluh darah.

Beberapa efek yang ditemukan akibat kebiasaan begadang antara lain:

  • Peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
  • Penumpukan plak pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
  • Peningkatan kadar lemak darah.
  • Resistensi insulin yang memicu risiko diabetes.

Jika kebiasaan ini berlangsung dalam jangka panjang, kerusakan pada pembuluh darah akan semakin besar dan serangan jantung dapat terjadi lebih cepat.

Hubungan Begadang dengan Penyakit Kardiovaskular

Begadang sebabkan risiko serangan jantung bukanlah satu-satunya masalah. Kebiasaan tidur larut malam juga berhubungan dengan penyakit kardiovaskular lain seperti stroke, hipertensi, hingga gagal jantung.