Selain faktor genetik, kebiasaan hidup juga memengaruhi. Orang yang terbiasa minum kopi setiap hari akan membangun toleransi lebih tinggi dibanding mereka yang jarang mengonsumsinya.
Namun, tubuh tetap punya batas kemampuan. Jika asupan terlalu berlebihan, bahkan orang dengan toleransi tinggi pun bisa mengalami gangguan tidur, jantung berdebar, atau masalah pencernaan.
Cara Mengatasi Sensitivitas Kafein
Jika kamu merasa tubuh sensitif terhadap kafein, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, batasi jumlah kopi maksimal satu cangkir sehari dan hindari meminumnya setelah sore hari.
Kedua, pilih kopi dengan kadar kafein lebih rendah atau coba alternatif lain seperti teh herbal, green tea, atau minuman detoks pagi. Ketiga, jaga pola makan seimbang dan cukupi kebutuhan air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
Selain itu, dengarkan sinyal tubuh. Jika kamu mulai merasa gelisah, sulit tidur, atau perut tidak nyaman, segera hentikan konsumsi kafein.
Mengurangi asupan secara perlahan jauh lebih aman dibanding menghentikan secara tiba-tiba. Dengan begitu, tubuh bisa beradaptasi dan tetap bugar tanpa harus bergantung pada kopi.
Ciri tubuh sensitif terhadap kafein dapat terlihat dari susah tidur, jantung berdebar, cemas, sakit perut, hingga tangan gemetar.
Perbedaan cara tubuh merespons kafein terutama dipengaruhi oleh gen, sehingga tidak ada aturan baku berapa banyak kopi yang aman untuk semua orang.
Kuncinya adalah mengenali sinyal tubuh sendiri dan menyesuaikan jumlah konsumsi. Dengan pola hidup seimbang, kamu tetap bisa menikmati energi alami tanpa mengorbankan kesehatan.