Antara Ambisi dan Ketidakpastian
Fenomena career hopping menghadirkan dua sisi yang saling bertentangan. Di satu sisi, mobilitas tinggi membantu Gen Z membangun portofolio yang beragam dan adaptif.
Mereka menunjukkan ketangguhan, kemampuan beradaptasi cepat di lingkungan baru, dan kekayaan pengalaman lintas bidang. Namun di sisi lain, kebiasaan berpindah pekerjaan terlalu sering menciptakan kesan kurang stabil di mata perekrut.
Perusahaan sering menilai kandidat dengan riwayat kerja singkat sebagai sosok yang kurang berkomitmen. Kondisi ini membuat beberapa Gen Z harus meyakinkan HRD bahwa keinginan berpindah muncul karena semangat belajar dan mencari tantangan baru, bukan karena kurangnya loyalitas.
Gen Z menyeimbangkan ambisi dan strategi dengan menunjukkan bahwa setiap perpindahan kerja memiliki arah dan alasan yang jelas, bukan sekadar karena kebosanan atau tren sesaat.
Perusahaan Harus Beradaptasi
Fenomena career hopping memaksa perusahaan menyesuaikan diri dengan ekspektasi generasi muda. Gen Z tidak lagi menilai kepuasan kerja hanya dari gaji tinggi. Mereka mencari lingkungan kerja yang sehat, kesempatan berkembang, keseimbangan hidup, serta nilai-nilai keberlanjutan.
Perusahaan yang ingin mempertahankan talenta muda perlu menerapkan pendekatan baru. Mereka menyediakan program career path yang transparan, ruang belajar fleksibel, dan sistem penghargaan berbasis kinerja nyata. Manajemen juga membangun komunikasi terbuka dengan karyawan muda agar mereka merasa didengar dan dihargai.