oleh

Geger! Langit Indonesia Sudah Tercemar Hujan Mikroplastik, Apa Dampaknya bagi Tubuh Kita?

RADARPANGANDARAN.COM – Langit Indonesia kini menyimpan rahasia kelam. Di balik derasnya air hujan yang selama ini kita anggap sebagai simbol kesegaran, terselip ancaman berbahaya yang nyaris tak terlihat mata, yakni mikroplastik.

Fenomena ini bukan sekadar kabar ilmiah dari negeri jauh. Penelitian terbaru membuktikan bahwa hujan di Indonesia benar-benar telah tercemar mikroplastik, bahkan dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Kini, setiap tetes hujan bisa saja membawa racun halus yang perlahan masuk ke tubuh kita.

Fenomena Mengejutkan: Hujan Plastik di Langit Nusantara

Peneliti di Yogyakarta menemukan fakta mencengangkan. Air hujan yang turun di Monumen Tugu Yogyakarta mengandung 393 partikel mikroplastik per liter, jumlah tertinggi di wilayah tersebut. Di Pasar Bantul, kandungannya mencapai 350 partikel/L, dan di Jalan Kaliurang Kilometer 14, sekitar 322 partikel/L.

Para peneliti mengidentifikasi bahwa sebagian besar mikroplastik itu berbentuk serat hitam berukuran 101–500 mikrometer. Polimer yang paling dominan adalah polipropilena, bahan plastik yang biasa digunakan untuk ban kendaraan bermotor.

Dengan kata lain, aktivitas sehari-hari seperti berkendara justru melepaskan partikel kecil dari ban yang kemudian beterbangan di udara, terbawa angin, lalu jatuh kembali ke bumi bersama air hujan.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Yogyakarta. Di Jakarta, penelitian dari Universitas Sriwijaya mengungkap bahwa setiap tetes hujan mengandung mikroplastik berukuran 500–1.000 mikrometer.

Bahkan, di Teluk Jakarta, para peneliti memperkirakan ada 3,68 × 10⁹ partikel mikroplastik yang mengalir setiap hari. Sumber pencemaran datang dari segala arah, baik itu udara, sungai seperti Ciliwung dan Angke, hingga limbah perkotaan yang terus menumpuk.

Mikroplastik di atmosfer dapat menempuh jarak jauh dengan bantuan angin. Saat hujan turun, partikel ini kembali ke tanah, mencemari air, sawah, dan lingkungan sekitar. Kondisi cuaca, curah hujan, dan kecepatan angin mempercepat penyebarannya. Kini, tidak ada wilayah yang benar-benar aman dari hujan plastik ini.