Gen Z dan Alpha Wajib Paham Keamanan Siber di Era Digital

Data pribadi kini bisa dibilang lebih berharga daripada emas. Dengan data, pelaku kejahatan bisa melacak aktivitas seseorang, menguras rekening, atau bahkan memalsukan identitas.

Selain kerugian materi, korban juga bisa mengalami kerugian psikologis, berupa rasa tidak aman, stres, hingga trauma digital. Di tingkat perusahaan, serangan siber bisa merugikan miliaran rupiah dan merusak reputasi yang telah dibangun bertahun-tahun.

Untungnya, teknologi juga berkembang untuk melawan ancaman tersebut. Beberapa langkah perlindungan digital yang kini semakin banyak digunakan antara lain Enkripsi data untuk melindungi informasi penting agar tidak mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang.

Autentikasi dua faktor (2FA) sebagai lapisan keamanan tambahan yang memastikan hanya pemilik sah yang bisa mengakses akun. Firewall dan antivirus cerdas untuk memblokir akses berbahaya dan mendeteksi serangan sejak dini.

Serta, Artificial Intelligence (AI) untuk keamanan siber yang berguna untuk menganalisis pola serangan dan mendeteksi ancaman lebih cepat.

Di tingkat nasional, banyak negara, termasuk Indonesia, mulai memperkuat pusat data dan sistem keamanan siber guna melindungi infrastruktur digital penting.

Teknologi saja tidak cukup. Kesadaran dan literasi digital masyarakat adalah kunci utama perlindungan. Beberapa langkah sederhana untuk melakukannya adalah dengan menggunakan kata sandi yang kuat dan jangan gunakan kata sandi yang sama untuk semua akun.

Waspada terhadap tautan mencurigakan di email atau pesan singkat. Aktifkan 2FA pada akun penting seperti perbankan, email, dan media sosial. Jangan sembarangan membagikan data pribadi di internet.