RADARPANGANDARAN.COM- Fenomena overthinking saat ini menjadi salah satu faktor masalah yang sering dibicarakan di kalangan generasi muda masa kini.
Banyak anak muda merasa sulit mengendalikan pikiran mereka yang terus berputar, memikirkan hal-hal kecil secara berlebihan hingga menimbulkan stres dan kecemasan.
Padahal, di era modern ini, mereka memiliki akses informasi yang lebih luas dan teknologi yang semakin canggih. Lalu, mengapa justru generasi muda menjadi kelompok yang paling rentan terhadap overthinking?
Tekanan Sosial dan Tuntutan Hidup yang Tinggi
Salah satu alasan utama generasi muda rentan mengalami overthinking adalah meningkatnya tekanan sosial dan tuntutan hidup.
Di tengah persaingan yang semakin ketat, banyak anak muda merasa harus selalu menjadi yang terbaik—baik dalam akademik, karier, maupun kehidupan sosial. Media sosial memperparah keadaan dengan menampilkan standar kesuksesan yang tidak realistis.
Setiap kali membuka aplikasi, mereka melihat orang lain tampak bahagia, sukses, dan berprestasi. Akibatnya, muncul rasa cemas, iri, dan tidak puas terhadap diri sendiri.
Pikiran seperti “Apakah aku sudah cukup baik?” atau “Kapan aku bisa seperti mereka?” menjadi awal dari lingkaran overthinking yang sulit dihentikan.
Paparan Media Sosial yang Berlebihan
Selain tekanan sosial, paparan media sosial yang berlebihan juga menjadi faktor kuat penyebab overthinking. Generasi muda saat ini hidup dalam dunia yang selalu terhubung, di mana informasi mengalir tanpa henti selama 24 jam. Mereka sering kali merasa perlu selalu aktif, responsif, dan mengikuti tren agar tidak tertinggal.