“Gus, saya punya istri, tapi istri saya berani” keluh seorang teman.
Dan begini pesan bijak Gus Baha, walaupun istri mungkin terkadang bersikap judes, tetap ada nikmat di balik pernikahan tersebut.
Status sebagai orang yang menikah adalah salah satu bentuk nikmat yang sering terabaikan.
BACA JUGA: Polres Pangandaran Tindak Lanjuti Laporan Bullying Siswi SMK, Kasusnya Terus Didalami
“Lumayan punya status laku nikah, misalnya tidak laku nikah malah disebut jejaka tua” Nasehat Gus Baha
Lebih jauh, beliau menerangkan bahwa dalam situasi yang tampak negatif sekalipun, ada nikmat yang seharusnya kita syukuri.
Misalnya istri yang bersikap keras, namun tetap tinggal bersama suami di rumah, seharusnya menjadi alasan untuk bersyukur.
“Istrimu judes kamu hampiri, lalu kamu omongi di rumah. Alhamdulillah tidak pergi dari rumah,” ujar Gus Baha.
Nikmat seperti inilah yang sering terlupakan karena kita terlalu fokus pada hal-hal yang negatif.
Salah satu poin utama yang disampaikan Gus Baha dalam pengajian ini adalah bahwa dalam keadaan was-was/">pikiran was-was, seseorang cenderung melupakan sifat rahmat Allah SWT.
Kita lebih sering diingatkan tentang sisi negatif kehidupan daripada rahmat dan nikmat-Nya.
Padahal, jika kita mampu melihat segala hal dari sudut pandang positif, akan lebih mudah bagi kita untuk bersyukur.
Dengan demikian, pikiran was-was ini bukan hanya tentang perasaan cemas atau khawatir
Tapi juga tentang hilangnya kesadaran akan nikmat-nikmat kecil yang setiap hari kita terima.
Nasehat Gus Baha ini mengajak kita agar selalu mengingat rahmat dan kasih sayang Allah serta bersyukur dalam kondisi apapun.