Inilah Pesan Bijak Gus Baha Tentang Hidup: Dunia Ini Sebentar, Hanya Mampir Minum Sejenak

RADARPANGANDARAN.COM - Pesan bijak Gus Baha tentang hidup di dunia seperti mampir minum sejenak. Dalam hidup seringkali manusia mengeluhkan tentang apa saja yang tidak mereka punya, mulai dari harta benda dan lain-lain. Banyak manusia seringkali merasa akan hidup di dunia selama-lamanya. Pesan bijak Gus Baha yang bisa kita renungkan mengenai hal ini adalah pandangan beliau tentang kehidupan dunia dan ibadah. Gus Baha menyampaikan bahwa hidup di dunia ini tidak lebih dari sekadar persinggahan sementara, bagaikan mampir untuk minum sejenak. "Dunia itu cuma mampir minum, kita sebentar lagi juga mati.." tandas Gus Baha. BACA JUGA: Jadwal Liga 1 2024-2025 Pekan Keempat, Persib vs PSM Makassar Kapan? Dalam salah satu ceramah Gus Baha menyampaikan bahwa umur manusia rata-rata hanya berkisar antara 60 hingga 70 tahun, setelah itu kita akan meninggalkan dunia ini. Berikut ini adalah uraian yang disarikan dari ceramah Gus Baha, sebagaimana dilansir dari salah satu kanal Youtube. Ketika kita meninggal, yang akan kita kenang bukanlah harta, jabatan, atau kekayaan, melainkan sujud yang kita lakukan selama hidup. Gus Baha menyampaikan bahwa perintah Allah yang utama adalah untuk bersujud. Sujud merupakan simbol ketaatan dan penghambaan kita kepada-Nya (ibadah). Selama hidup di dunia ini, Allah tidak memerintahkan kita untuk menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, tetapi memerintahkan kita untuk sujud. BACA JUGA: Ciro Alves Ingin Naturalisasi? Ini Jawaban Tegas Striker Persib Itu Meskipun memiliki kekayaan atau jabatan tidak dilarang, namun itu bukanlah tujuan utama. Identitas sejati kita sebagai manusia adalah untuk sujud kepada Allah, menjalankan perintah-Nya dengan penuh ketaatan. Salah satu nsehat Gus Baha dalam ceramahnya adalah bahwa status sosial seperti kaya atau miskin hanyalah bagian dari kehidupan dunia yang fana. Ibadah yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, memiliki nilai yang tinggi di hadapan Allah SWT. Gus Baha menggambarkan saat kita bisa melaksanakan sujud dalam arti ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ghair mahdhah, maka itu artinya "punya nikmat yang bisa untuk membeli surga," ujarnya. Gus Baha pun mengingatkan kita untuk jangan banyak mengeluh tentang apa yang kita miliki dan yang tidak kita miliki di dunia ini. Kalau kita sudah melakukan sujud dengan benar, maka seharusnya kita tidak perlu merasa kurang hanya karena tidak memiliki harta benda yang sifatnya sementara, seperti motor, kekayaan, atau hal-hal duniawi lainnya. Ketika pikiran kita masih disibukkan dengan hal-hal duniawi, maka ibadah kita belum sepenuhnya ikhlas. Ibadah yang sejati adalah saat kita merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah, dan kita fokus dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya, bukan pada urusan dunia yang sementara. Gus Baha mengutip sebuah kalimat yang berbunyi, "Walâ taronnamtu fî sholâtî Walâ rukû’î walâ sujûdî," yang artinya "Dan tidaklah aku beribadah hanya melalui sholatku, ruku’ku maupun sujudku saja". Pesan bijak Gus Baha ini mengingatkan kita bahwa ibadah, bukan hanya tentang gerakan fisik, tetapi tentang kesadaran penuh dan penghambaan total kepada Allah SWT. Hidup di dunia ini pada hakikatnya sebentar, kalau dalam istilah Gus Baha seperti mampir untuk minum sejenak. Yang abadi adalah sujud kita, ibadah kita, dan itulah yang akan menemani kita setelah meninggal dunia nanti.