oleh

Kapan Harus ke Psikiater atau Psikolog? Simak Penjelasannya!

RADARPANGANDARAN.COM – Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat tubuh. Sayangnya, banyak orang baru mencari bantuan ke psikiater atau psikolog ketika kondisinya sudah sangat parah.

Padahal, menunda terlalu lama bisa membuat masalah semakin berat dan sulit diatasi. Pertanyaannya, kapan sebenarnya seseorang perlu mempertimbangkan untuk menemui tenaga profesional di bidang kesehatan mental?

Tanda Awal yang Perlu Diwaspadai

Rasa cemas yang tidak kunjung mereda sering kali menjadi sinyal pertama bahwa seseorang membutuhkan bantuan. Kecemasan yang terus muncul dan mengganggu aktivitas sehari-hari dapat menurunkan kualitas hidup.

Tidak hanya itu, masalah tidur dan pola makan juga kerap menjadi indikasi serius. Sulit tidur, kehilangan nafsu makan, atau justru makan berlebihan bisa menjadi tanda bahwa pikiran sedang tidak seimbang.

Selain itu, overthinking berulang hingga membuat tubuh lelah juga tidak boleh dianggap remeh. Kondisi ini biasanya disertai perubahan suasana hati yang ekstrem.

Mood yang naik turun drastis dalam waktu singkat bisa memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Jika situasi ini berlangsung terus-menerus, sangat disarankan untuk mencari pertolongan profesional.

Dampak Psikologis dan Fisik

Kecemasan yang terus menghantui tidak hanya berpengaruh pada pikiran, tetapi juga pada fisik. Beberapa orang mengalami serangan panik berulang yang membuat tubuh terasa lemas, jantung berdebar kencang, hingga sulit bernapas.

Efek fisik ini sering kali menimbulkan ketakutan baru sehingga penderita merasa terjebak dalam lingkaran yang sulit diputus.