“Biaya perbaikan sangat besar dan di luar jangkauan keuskupan,” kata Martone.
Selain itu, Martone menegaskan keuskupan telah melepaskan properti ini untuk “penggunaan yang tidak suci,” sebuah istilah yang mengacu pada gereja-gereja yang sudah ditutup dan tidak lagi digunakan sebagai gereja, sehingga memungkinkannya digunakan untuk tujuan apa pun selama tidak digunakan untuk tindakan tidak bermoral atau menimbulkan skandal.
“Kami telah menjual properti lain di dalam keuskupan kepada kelompok agama lain yang menggunakannya untuk ibadah mereka, jadi sebagai aturan umum, keuskupan tidak memiliki masalah dengan itu,” tambahnya.
Gereja St. Ann dibangun pada tahun 1886 dan ditutup pada tahun 2007 karena tidak ada cukup jemaat untuk mempertahankannya.
Pada November 2022, gereja ini dijual bersama dengan kompleks sekolah dan biara kepada Buffalo Crescent Holdings.
Meskipun media lokal melaporkan bahwa perusahaan tersebut bermaksud mengonversi kompleks ini menjadi masjid, baik Pusat Islam maupun Keuskupan Buffalo belum mengkonfirmasi hal tersebut pada saat itu.
Keuskupan Buffalo sendiri menyatakan kebangkrutan pada tahun 2020, akibat beban 900 tuduhan pelecehan seksual yang melibatkan rohaniwan dan karyawan lainnya.
RADARPANGANDARAN.COM - Setiap tahunnya, pabrikan HP berlomba-lomba menghadirkan inovasi untuk menarik perhatian pengguna. Tidak terkecuali…
RADARPANGANDARAN.COM - Xiaomi kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui seri Xiaomi 15 Pro, yang resmi dirilis…
RADARPANGANDARAN.COM - Jika Anda mencari smartphone dengan spesifikasi flagship yang bisa diandalkan untuk berbagai kebutuhan,…
RADARPANGANDARAN.COM - Baru buka saja, rumah makan Padang di Depok ini sudah bikin heboh. Tempat…
RADARPANGANDARAN.COM - Saat Anda mencari kuliner unik di Balikpapan, salah satu Rekomendasi Kuliner Balikpapan yang…
RADARPANGANDARAN.COM - Siapa yang tak kenal dengan camilan sederhana tapi menggoda ini? Udang bakwan 5…
This website uses cookies.