oleh

Kurang Tidur Memicu Amarah Naik dan Gangguan Emosi

RADARPANGANDARAN.COM – Kurang tidur memicu amarah naik karena otak kehilangan kemampuan optimal dalam mengatur emosi. Ketika jam istirahat berkurang, bagian otak bernama amigdala bekerja lebih aktif hingga 60 persen. Peningkatan aktivitas ini membuat seseorang mudah bereaksi berlebihan terhadap pemicu kecil. Akibatnya, emosi lebih sulit dikendalikan, stres cepat meningkat, dan suasana hati tidak stabil.

Hubungan Kurang Tidur dengan Emosi

Kurang tidur memicu amarah naik karena otak kekurangan waktu untuk memulihkan diri. Tanpa tidur cukup, sistem saraf tidak mendapat kesempatan menata ulang keseimbangan hormon. Kondisi ini berdampak langsung pada pengaturan mood sehari-hari.

Selain itu, kurang tidur menurunkan kadar serotonin atau hormon kebahagiaan. Serotonin berperan besar menjaga ketenangan dan kestabilan perasaan. Ketika hormon ini berkurang, seseorang lebih mudah merasa kesal, frustrasi, dan tersulut amarah. Dengan kata lain, tidur yang cukup menjadi fondasi penting untuk mengendalikan emosi.

Efek Aktivitas Amigdala

Kurang tidur memicu amarah naik karena aktivitas amigdala meningkat tajam. Amigdala merupakan pusat emosi di otak yang mengatur respons terhadap stres dan rasa takut. Saat bekerja terlalu aktif, amigdala membuat seseorang lebih sensitif terhadap rangsangan negatif.

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menurunkan koneksi antara amigdala dengan prefrontal cortex, yaitu bagian otak yang bertugas mengendalikan keputusan dan emosi. Gangguan ini menjelaskan mengapa orang yang lelah cenderung bereaksi spontan tanpa memikirkan konsekuensi.

Penurunan Serotonin dan Dampaknya

Kurang tidur memicu amarah naik karena kadar serotonin menurun. Serotonin biasanya membantu menenangkan pikiran, meningkatkan rasa bahagia, dan menjaga keseimbangan emosional. Kekurangan serotonin menjadikan suasana hati lebih mudah goyah.