RADARPANGANDARAN.COM — Banyak orang terbiasa tidur dengan lampu menyala, sebagian memilih lampu redup, dan sebagian lain hanya bisa terlelap dalam kegelapan. Pertanyaannya, kondisi mana yang paling baik untuk kesehatan tubuh? Sejumlah penelitian terbaru menegaskan bahwa cahaya saat tidur langsung memengaruhi hormon, ritme biologis, dan kualitas istirahat kita.
Cahaya Mengendalikan Hormon Tidur
Tubuh memproduksi hormon melatonin ketika berada dalam kegelapan. Hormon ini membuat kita mengantuk, menurunkan suhu tubuh, dan mengatur siklus tidur. Ketika kita menyalakan lampu, terutama lampu terang dengan spektrum biru, tubuh menekan produksi melatonin.
Peneliti Gooley dan tim (2010) menemukan bahwa paparan cahaya ruangan sebelum tidur menurunkan kadar melatonin secara signifikan dan mempersingkat “malam internal” tubuh. Dengan kata lain, cahaya yang tampak sepele justru mengganggu sinyal alami tubuh untuk beristirahat.
Gelap Total Membuat Tidur Lebih Nyenyak
Sejumlah studi membandingkan tidur di ruang gelap dengan tidur di bawah cahaya redup. Hasilnya menunjukkan bahwa tidur dalam gelap total meningkatkan efisiensi tidur, memperpanjang fase tidur nyenyak, dan menjaga fase REM tetap stabil. Peneliti juga mencatat bahwa cahaya yang masuk ke kamar, meskipun redup, tetap mengganggu siklus tidur dan menurunkan kualitas istirahat.
Studi dari Proceedings of the National Academy of Sciences (2022) bahkan menemukan bahwa tidur dengan cahaya lampu meningkatkan risiko gangguan metabolik. Peserta yang tidur dengan cahaya mengalami gangguan regulasi gula darah dan peningkatan respons stres tubuh. Fakta ini menegaskan bahwa tidur dalam kegelapan bukan sekadar soal kenyamanan, melainkan soal kesehatan jangka panjang.
Redup sebagai Kompromi
Tidak semua orang nyaman dengan gelap total. Beberapa orang membutuhkan lampu malam, terutama anak-anak atau lansia. Dalam kondisi ini, pakar tidur menyarankan penggunaan cahaya yang sangat redup dengan warna hangat seperti merah atau oranye. Lampu putih atau biru sebaiknya dihindari karena lebih kuat mengganggu ritme biologis tubuh.