Makna di Balik Tren ‘Soft Life’ yang Sedang Populer

RADARPANGANDARAN.COM- Belakangan ini, istilah “soft life” kerap terlihat di berbagai platform media sosial dari TikTok, Instagram, hingga X (Twitter). Klip orang menikmati kopi di pagi hari, berjalan santai di taman, atau bersantai di rumah sambil membaca buku, sering kali disertai caption “living my soft life”. Namun, apa sebenarnya arti dari tren ini? Apakah itu sekadar gaya hidup yang menarik untuk dilihat melalui layar, atau ada makna yang lebih mendalam?

Apa Itu ‘Soft Life’?

Secara sederhana, soft life menggambarkan cara hidup yang tenang, harmonis, dan menitikberatkan pada kesejahteraan diri sendiri.

Konsep ini hadir sebagai respons terhadap budaya kerja keras yang mengagungkan perjuangan tanpa henti. Dulu, orang bangga dengan ungkapan “kerja keras, istirahat nanti”; kini, tren tersebut berubah: hidup dengan santai tetapi tetap bahagia dan produktif.

Jadi, mengadopsi soft life bukan berarti tidak memiliki ambisi atau bersikap malas. Sebaliknya, ini berkaitan dengan pilihan untuk memprioritaskan ketenangan daripada stres, serta mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berhenti agar tidak mengalami kelelahan.

Fokus pada Kesejahteraan Pribadi

Bagi banyak orang, soft life diartikan sebagai upaya untuk menghargai waktu istirahat, kesehatan mental, dan keseimbangan hidup.

Contohnya, belajar untuk mengatakan “tidak” pada hal-hal yang melelahkan, atau berhenti membandingkan diri dengan orang lain di media sosial.

Aktivitas kecil seperti menikmati sarapan secara santai, berjalan sore sambil mendengarkan musik, atau mengatur ruang agar nyaman, juga merupakan bagian dari gaya hidup soft life. Intinya adalah menjalani hidup tanpa drama dan tekanan yang berlebihan.

Bukan Tentang Kekayaan

Banyak orang yang keliru, mengira soft life berhubungan erat dengan liburan mewah, kopi mahal, atau pakaian trendi.