Fase ini sering melibatkan perasaan bersalah atau keinginan untuk membuat perjanjian imajiner dengan diri sendiri maupun dengan Tuhan.
Walaupun penuh dilema, fase tawar-menawar membantu individu mulai menghadapi kenyataan secara perlahan.
4. Depresi
Jika tawar-menawar tidak memberikan jawaban, kesedihan yang mendalam muncul. Inilah fase depresi. Seseorang bisa merasa hampa, kehilangan semangat, dan sulit beraktivitas.
Tangisan tanpa sebab jelas atau perasaan putus asa sering terjadi. Namun, depresi dalam konteks berduka bukanlah tanda kelemahan.
Sebaliknya, fase ini menunjukkan bahwa individu benar-benar merasakan dampak dari kehilangan tersebut. Dengan melewati tahap ini, seseorang sebenarnya sedang menata diri untuk melangkah ke fase selanjutnya.
5. Penerimaan
Fase terakhir adalah penerimaan. Pada tahap ini, seseorang tidak lagi menyangkal atau melawan kenyataan. Sebaliknya, hati mulai berdamai dengan situasi yang telah terjadi.
Bukan berarti rasa sedih hilang sepenuhnya, tetapi individu sudah bisa melanjutkan hidup dengan lebih tenang. Penerimaan membawa energi baru untuk kembali bangkit, sekaligus membuka ruang bagi kebahagiaan yang akan datang.
Lima fase berduka ini bukanlah urutan yang harus dialami semua orang secara sama persis. Ada yang melewati seluruh tahap, ada juga yang berhenti di satu fase lebih lama.
Namun, memahami tahapan ini dapat membantu kita lebih bijak dalam menghadapi peristiwa buruk. Selain itu, pengetahuan ini juga memudahkan kita untuk mendukung orang lain yang sedang berduka.