Mereka biasanya lebih teratur, memiliki manajemen stres yang lebih baik, serta mampu membuat keputusan dengan pemikiran matang. Faktor-faktor inilah yang pada akhirnya mendukung peningkatan kualitas hidup secara menyeluruh.
Membaca buku juga dapat meningkatkan empati. Saat seseorang larut dalam cerita, mereka belajar memahami emosi, motivasi, dan sudut pandang orang lain.
Kondisi ini memperkuat kesehatan mental, menurunkan tingkat stres, dan menjaga keseimbangan emosi. Kesehatan mental yang baik tentu menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi usia panjang.
Penelitian yang Menguatkan Fakta Ini
Studi yang dipublikasikan pada tahun 2016 berjudul A Chapter a Day: Association of Book Reading with Longevity memberikan bukti ilmiah mengenai hubungan membaca buku dengan panjang umur.
Peneliti menemukan bahwa mereka yang membaca minimal setengah jam per hari memiliki harapan hidup rata-rata lebih tinggi daripada mereka yang tidak membaca sama sekali.
Menariknya, efek positif membaca buku tetap dirasakan meskipun faktor jenis kelamin, pendidikan, status kesehatan, dan tingkat ekonomi diperhitungkan. Artinya, manfaat membaca berlaku untuk siapa saja tanpa memandang latar belakang.
Perbedaan Membaca Buku dan Media Lain
Membaca buku berbeda dengan membaca media lain seperti artikel online atau media sosial. Buku menuntut keterlibatan kognitif yang lebih dalam karena biasanya memiliki alur panjang, struktur kompleks, dan membutuhkan konsentrasi lebih lama.
Aktivitas ini melatih otak agar terbiasa fokus dan berpikir kritis. Berbeda dengan konsumsi konten singkat di media sosial yang sering kali bersifat instan, membaca buku memacu otak untuk melakukan analisis mendalam.