by

Nasehat Gus Baha tentang Tahapan Berdakwah kepada Orang yang Baru Hijrah

RADAR PANGANDARAN.COMNasehat Gus Baha kali ini berkaitan dengan pentingnya memahami tahapan dalam berdakwah, khususnya kepada orang yang baru hijrah.

“Rasulullah itu pernah ditanya orang, ‘Ya Rasulullah, saya ini mau masuk Islam, tapi penyakit dasar saya itu menipu. Apa boleh saya shalat, zakat, tapi tetap boleh menipu?’Jawaban Nabi, ‘Gapapa, yang penting kamu sholat’,” kata Gus Baha.

“Setelah orang itu pergi, Ibnu Abbas protes, ‘Ya Rasulullah, apakah engkau menghalalkan menipu?’ Nggak, menipu ya nggak halal. Jawaban Nabi, ‘Nanti jika sering shalat pasti jijik-jijik sendiri dengan menipu’,” lanjutnya.

Dari kisah ini, terlihat jelas bahwa Rasulullah SAW tidak serta-merta melarang pria tersebut untuk berhenti menipu.

Sebaliknya, beliau memprioritaskan agar pria tersebut melaksanakan praktek ibadah terlebih dahulu.

BACA JUGA: Pelajar Madrasah di Tasik Tewas Dianiaya di Jalan Mashudi, 9 Pelakunya Ditangkap Polisi

Dengan keyakinan bahwa seiring berjalannya waktu, kesadaran moralnya akan tumbuh dan ia akan dengan sendirinya meninggalkan perbuatan menipu.

Gus Baha menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tersebut adalah hukum tahapan, bukan hukum yang sebenarnya.

BACA JUGA: Pesan Bijak Gus Baha, Merasa Bisa Melakukan Semuanya Itu Adalah Sifat Fir’aun, Simak Lengkapnya di Sini!

Tahapan dalam berdakwah ini penting karena tidak semua orang, terlebih yang baru hijrah, bisa langsung menerima seluruh ajaran Islam secara utuh dalam satu waktu.

Dengan kata lain, dakwah harus dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan orang yang memutuskan untuk berhijrah

Gus Baha memberikan contoh lain terkait hukum tahapan dalam konteks modern.