Ini menunjukkan betapa pentingnya memaksakan diri untuk tetap bahagia, bahkan ketika perasaan susah menghampiri.
Dengan terus berusaha untuk bahagia, lama-kelamaan perasaan susah tersebut akan menghilang dan kita akan terbiasa untuk tidak merasa terbebani oleh kesulitan.
BACA JUGA: Gianni De Biasi: AC Milan yang Akan Jatuh, Tunjukkan Semangat Balas Dendam saat Melawan Inter
Lebih lanjut, Gus Baha menyampaikan bagaimana menghadapi situasi yang kerap membuat orang merasa cemas atau khawatir, seperti ketika seorang kiyai memiliki murid yang tidak jelas perkembangannya.
“Punya murid tidak jelas pun tidak pernah merasa susah. Kiyai-kiyai yang lain kan merasa susah, ‘Saya punya murid banyak, Gus, tapi kok kelihatannya tidak jelas,'” ungkapnya.
Menurut Gus Baha, rasa cemas yang berlebihan terhadap hal-hal seperti itu tidaklah perlu.
Ia menyebut bahwa orang yang selalu merasa susah karena muridnya tidak berkembang seperti yang diharapkan sebagai “bodoh.”
“Itu ‘bodoh’ menurut saya kiyai yang seperti itu. Tidak usah begitu! Zaman akhir ada orang ngaji membawa kita itu sudah hebat. Ada orang yang hanya mendengar pengajian itu sudah hebat,” tegasnya.