Lebih lanjut, Gus Baha menyampaikan bagaimana menghadapi situasi yang kerap membuat orang merasa cemas atau khawatir, seperti ketika seorang kiyai memiliki murid yang tidak jelas perkembangannya.
“Punya murid tidak jelas pun tidak pernah merasa susah. Kiyai-kiyai yang lain kan merasa susah, ‘Saya punya murid banyak, Gus, tapi kok kelihatannya tidak jelas,'” ungkapnya.
Menurut Gus Baha, rasa cemas yang berlebihan terhadap hal-hal seperti itu tidaklah perlu.
Ia menyebut bahwa orang yang selalu merasa susah karena muridnya tidak berkembang seperti yang diharapkan sebagai “bodoh.”
“Itu ‘bodoh’ menurut saya kiyai yang seperti itu. Tidak usah begitu! Zaman akhir ada orang ngaji membawa kita itu sudah hebat. Ada orang yang hanya mendengar pengajian itu sudah hebat,” tegasnya.
Pesan bijak Gus Baha ini menegaskan bahwa kehadiran seseorang dalam majelis ilmu, meskipun mereka tidak sepenuhnya memahami apa yang disampaikan, sudah merupakan hal yang luar biasa.
“Kalau ada penikmat ngaji yang paham itu sudah biasa. Ini tidak paham tapi datang. Kalau saatnya tertawa dalam ngaji, ikut tertawa itu hebat,” tambah Gus Baha.
Beliau melihat bahwa kehadiran dalam majelis ilmu, meski tanpa pemahaman penuh, sudah merupakan bentuk keberhasilan tersendiri.
Bahkan, mereka yang hanya datang dan tertawa bersama ketika ada momen humor dalam pengajian sudah menunjukkan keberkahan tersendiri.
Dari nasihat Gus Baha ini, kita diajarkan untuk selalu mencari sisi positif dari setiap keadaan, untuk melatih diri agar tidak terlalu larut dalam perasaan susah atau gelisah.