oleh

Nggak Jauh Beda! Orang Yang Menolak Kebenaran dari Zaman Nabi Sampai Sekarang Sama Saja, Begini Kata Gus Baha

“Ada mukjizat dan tidak ada mukjizat sama saja, orang kalau wataknya tidak baik, tetap saja tidak baik,” tambah Gus Baha.

Beliau kemudian menarik analogi ini ke masa modern. Ia menyebutkan bahwa watak manusia tidak banyak berubah meski zaman terus berganti.

Pada masa Presiden Sukarno, orang-orang yang gemar mengeluh tetap saja mengeluh.

BACA JUGA: Resmi! iPhone 16 dan iPhone 16 Plus Diluncurkan Apple, Desain Lebih Segar dan Fitur Canggih Berbasis AI

Begitu pula pada masa Presiden Suharto, keluhan dari masyarakat juga tetap ada.

Hingga saat ini, mereka yang suka mengeluh masih ada, bahkan keluhan seolah menjadi kegiatan sehari-hari.

“Zaman Pak Karno yang tukang mengeluh ya ngeluh., zaman Pak Harto yang tukang ngeluh ya mengeluh saja” Lanjut Gus Baha menerangkan.

Dalam konteks ulama, Gus Baha mengamati bahwa orang-orang sering membandingkan ulama masa kini dengan ulama masa lalu
Contohnya seperti Mbah Arwani atau Mbah Zubair.

Mereka mengeluh bahwa ulama sekarang tidak setara dengan ulama terdahulu.

Namun, Gus Baha menegaskan bahwa pada zaman Mbah Arwani pun, tidak semua orang di Kudus mengaji.

“Memangnya zaman Mbah Arwani orang Kudus ngaji semua? Ya kelakuannya begitu saja,” ujarnya.

Watak manusia tetap saja sama, dari zaman ke zaman. Beliau pun mengingatkan bahwa di masa Sunan Bonang, meskipun dakwah disampaikan dengan sangat baik, tetap ada orang yang menentangnya.

Dari zaman Nabi hingga para ulama sekarang, orang-orang yang keras kepala dan suka mengeluh tetap ada.

Dakwah, bagaimanapun bentuknya tetap akan mendapat komentar dan kritikan.