oleh

Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganan PMS Sehat

RADARPANGANDARAN.COM – Sindrom Pramenstruasi (PMS) sering menimbulkan gejala fisik dan emosional yang mengganggu aktivitas wanita sebelum menstruasi. Dengan memahami penyebab dan cara mengatasinya, wanita dapat menjalani hari-hari menjelang menstruasi dengan lebih nyaman dan sehat.

Apa Itu Sindrom Pramenstruasi (PMS)?

Sindrom Pramenstruasi atau PMS menggambarkan sekumpulan gejala fisik, emosional, dan perilaku yang muncul 1–2 minggu sebelum menstruasi. Banyak wanita mengalaminya, meskipun tingkat keparahan berbeda.

Sebagian hanya merasa sedikit tidak nyaman, sedangkan lainnya harus berjuang menghadapi gangguan yang cukup berat. Kondisi ini biasanya membaik segera setelah menstruasi dimulai.

Gejala Sindrom Pramenstruasi

Gejala Fisik

PMS sering memunculkan rasa kram di perut bagian bawah. Tubuh juga bisa terasa lelah, perut kembung, dan payudara menjadi nyeri. Sebagian wanita mengalami sakit kepala, berat badan naik sementara, bahkan sulit tidur. Selain itu, kulit cenderung berminyak sehingga jerawat lebih mudah muncul.

Gejala Emosional dan Perilaku

Perubahan suasana hati menjadi salah satu tanda paling jelas dari PMS. Wanita dapat merasa marah, gelisah, hingga sedih tanpa alasan yang jelas. Kadang mood berubah drastis hanya dalam hitungan jam.

Beberapa orang juga kehilangan fokus, merasa kesepian, atau justru menarik diri dari lingkungan sosial. Bahkan, gairah seksual bisa meningkat atau sebaliknya menurun.

Gejala PMS tidak sama setiap siklus. Ada kalanya ringan, tetapi kadang cukup mengganggu aktivitas harian. Jika gejala terasa ekstrem, kondisi tersebut dikenal sebagai Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD).

Penyebab PMS

Perubahan Hormon

Tubuh wanita mengalami fluktuasi hormon estrogen dan progesteron menjelang menstruasi. Pergeseran inilah yang memicu munculnya gejala PMS. Karena hormon berpengaruh pada metabolisme, sistem saraf, hingga mood, maka perubahan kecil saja bisa berdampak besar.

Perubahan Kimia Otak

Selain hormon, serotonin juga berperan. Penurunan kadar serotonin menjelang menstruasi dapat menurunkan mood, memicu kecemasan, bahkan menimbulkan gejala depresi ringan.