3. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Efek samping jangka panjang lainnya adalah meningkatnya risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Steroid dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Akibatnya, pembuluh darah menjadi mudah tersumbat, sehingga risiko serangan jantung dan stroke meningkat. Tidak hanya itu, pembesaran jantung atau gangguan irama jantung juga bisa terjadi jika penggunaan berlangsung dalam waktu lama.
4. Osteoporosis dan Patah Tulang
Meskipun steroid sering digunakan untuk mengobati penyakit tulang tertentu, penggunaan berlebihan justru dapat melemahkan struktur tulang. Steroid menghambat penyerapan kalsium dan mengganggu regenerasi tulang. Dalam jangka panjang, kondisi ini menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Terutama pada usia lanjut, risiko osteoporosis meningkat tajam, sehingga aktivitas sehari-hari pun menjadi terbatas.
5. Meningkatkan Risiko Infeksi
Steroid dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga daya tahan terhadap infeksi menurun. Akibatnya, tubuh menjadi lebih rentan terhadap bakteri, virus, maupun jamur. Luka kecil bisa lebih lama sembuh, dan infeksi ringan bisa berkembang menjadi penyakit serius. Karena itu, penggunaan steroid harus selalu berada di bawah pengawasan medis agar dosisnya tidak melemahkan sistem imun secara berlebihan.
6. Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Jantung
Selain merusak pembuluh darah, steroid juga memicu penumpukan natrium dan cairan dalam tubuh. Hal ini meningkatkan tekanan darah dan memberi beban tambahan pada jantung. Dalam jangka panjang, tekanan darah tinggi dapat merusak organ vital seperti ginjal, otak, dan mata. Jika dibiarkan, risiko gagal jantung pun meningkat secara signifikan.