Maksud dari ungkapan ini adalah bahwa seorang hamba merasa bangga bukan karena kekayaan, jabatan, atau kekuasaan, melainkan karena kesadarannya akan kefakiran dan ketergantungannya kepada Allah.
Seseorang yang menyadari bahwa manusia membutuhkan Allah, bahkan dalam hal-hal yang dianggap sederhana, adalah orang yang benar-benar bijaksana.
Sebaliknya, orang yang merasa bisa melakukan segala sesuatu tanpa bantuan Allah adalah orang yang memiliki sifat sombong.
BACA JUGA: Pelajaran Penting Timnas Indonesia U20 dari Seoul Earth On Us Cup 2024
Sifat yang dalam nasehat Gus Baha dikatakan mirip dengan sifat Fir’aun yang merasa bisa melakukan segalanya tanpa campur tangan Tuhan.
Pesan bijak Gus Baha disampaikannnya dengan contoh yang sederhana namun sangat mengena:
“Kalau saya punya uang pasti senang, punya jabatan pasti senang. Saya jadi menteri pasti beres semua, saya jadi gubernur beres semua. Merasa bisa semua itu sifatnya Fir’aun”.
Namun, beliau juga menambahkan bahwa jika seseorang yang menjadi menteri atau gubernur menyadari bahwa tanpa pertolongan Allah, ia bukan siapa-siapa, maka orang tersebut telah memiliki pemahaman yang benar.