Beliau lalu melanjutkan kisah tukang becak tersebut yang kemudian ditolong oleh temannya sesama tukang becak.
“Ditolong oleh tukang becak, dihutangi (dipinjami-red) 20 ribu. Anak istrinya jadi makan. Dan Allah pasti tahu yang menjaga nyawa tukang becak ini adalah temannya tukang becak. Bukan pejabat-pejabat yang rapat di hotel berbintang” lanjut Gus Baha.
Bantuan dari sesama tukang becak itu merupakan wujud nyata dari ‘ketahanan pangan‘ yang terjadi secara nyata di kehidupan sehari-hari.
Meskipun tidak ada sorotan media atau pujian dari pejabat, Allah tetap mencatat amalnya dengan sebaik-baiknya.
Nasehat Gus Baha ini mengajak kita untuk merefleksikan makna sesungguhnya dari amal kebaikan.
Kita tidak perlu menunggu kesempatan untuk melakukan amalan besar yang terlihat mencolok.
Sebaliknya, kita harus senantiasa berusaha untuk berbuat baik dalam hal-hal kecil yang bisa kita lakukan setiap hari, karena sesungguhnya amal kecil itulah yang memiliki dampak besar di hadapan Allah.