Kalau untuk seseorang yang hanya mengantar kita sejauh 1 km saja kita sudah sangat berterima kasih.
Kenapa kita tidak pandai bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada kita selama ini.
Allah tidak membutuhkan kita, tetapi Dia tetap memberikan nikmat-Nya dengan begitu melimpah.
BACA JUGA: Tanpa Pengawet! Beginilah Proses Pembuatan Ikan Asin Jambal Roti Khas Pangandaran
Ini adalah pelajaran penting bagi kita untuk memahami betapa luar biasa kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
Lebih lanjut, pesan bijak Gus Baha kepada kita adalah membandingkan bagaimana kita bekerja keras untuk mencari nafkah.
Bahkan rela melakukan pekerjaan yang berat dan mungkin tidak menyenangkan, hanya demi mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
“Sekarang begini, kamu bekerja di tempat orang, disuruh mencuci popok saja mau. Disuruh membersihkan wc saja mau, demi dapat makan dapat gaji,” ujar Gus Baha kepada hadirin.
Di sisi lain, Allah hanya meminta kita untuk melaksanakan ibadah yang jauh lebih ringan, seperti shalat lima waktu.
Namun kita sering merasa berat untuk melaksanakan kewajiban tersebut.
“Sekarang kamu dari Allah diberi nikmat hidayah dll. Cuma disuruh shalat lima waktu, berat mana sama kerja di Korea?,” lanjut Gus Baha.
Beliau menegaskan bahwa kalau kita benar-benar menyadari betapa besar nikmat Allah.
Maka ibadah kita yang sedikit ini tidak ada artinya dibandingkan dengan nikmat yang telah Allah berikan.
“Kamu kalau sudah sadar begitu, tidak ada artinya ibadah kita semua dibanding nikmatnya Allah,” tambahnya menyimpulkan.