RADARPANGANDARAN.COM- Kesehatan mental remaja di era digital menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab bersama. Remaja harus belajar mengelola emosi, menetapkan batasan digital, dan membangun lingkungan sosial yang mendukung.
Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup yang pesat mendorong masyarakat semakin memperhatikan isu kesehatan mental, atau kini sering disebut dengan mental wellness.
Kini remaja merasakan dampaknya secara langsung, karena mereka tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
Kondisi ini membuat banyak remaja merasa terjebak dalam lingkaran stres, cemas berlebihan (overthinking), bahkan kehilangan arah dan makna dalam menjalani hidup.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memiliki strategi dalam menjaga kesehatan mental agar tetap seimbang di tengah tekanan era digital.
Karena tanpa keseimbangan mental yang baik, kita akan sulit untuk berkembang secara emosional, akademis, maupun sosial.
Lantas, bagaimana cara remaja menjaga kesehatan mental di tengah tekanan era digital?
Belajar mengenali dan mengelola emosi
Sebelum mengelola emosi kita perlu mengenali bahwa kita sedang mengalami emosi tertentu, kita harus mengenali sensasi tubuh dan menelusuri penyebab dari kemarahan. Karena sering kali sulit memahami perasaan sendiri, seperti marah tanpa sebab, cemas tanpa alasan, dan sedih tanpa tahu kenapa.
Setalah mengenal penyebab dari emosi, maka kita harus mengelola emosi yang akan muncul dan memilih bagaimana kita akan mengekspresikannya, artinya kita akan mengarahkan dan memahami emosi agar tidak merusak diri sendiri maupun orang lain.