“Tentara Israel memberi mereka waktu 24 jam untuk sepenuhnya mengosongkan rumah sakit dari pasien dan petugas kesehatan,” kata Hossam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, melalui rekaman audio yang dikirimkannya kepada wartawan.
Dia melanjutkan, “Tentara berkomunikasi langsung dengan bahasa ancaman, mengatakan bahwa kami harus mengevakuasi pasien dan staf rumah sakit, jika tidak kami akan membahayakan diri kami sendiri.”
Abu Safiya menyebut tindakan ini sangat berbahaya karena mengancam runtuhnya sistem kesehatan di wilayah utara Jalur Gaza.
Dia juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa ini adalah bagian dari rencana Israel untuk menggusur masyarakat di Gaza Utara dengan membuat sistem kesehatan tidak berfungsi.
Pada Selasa, 8 Oktober 2024, malam, kantor media pemerintah di Jalur Gaza menyatakan penolakan tegas terhadap ancaman Israel untuk mengevakuasi tiga rumah sakit di Provinsi Utara.
“Kami menyatakan penolakan mutlak terhadap ancaman pendudukan kriminal untuk mengevakuasi rumah sakit, dan kami memperingatkan dunia serta komunitas internasional agar tidak membiarkan terulangnya skenario penghancuran Kompleks Medis Shifa yang menewaskan pasien, terluka, dan staf medis di dalamnya,” bunyi pernyataan Kantor Pemerintah Palestina.