Sebaliknya, orang yang bermalas-malasan dalam kebaikan, termasuk ibadah, justru memiliki sifat yang mirip dengan orang munafik.
“Musyaro’ah itu bergegas. Dan ternyata, sifat wali-wali Allah itu, jika melakukan kebaikan, bergegas. Sedangkan sifat orang munafik, jika melakukan kebaikan, mereka bermalas-malasan,” lanjut Gus Baha.
Hal ini diperkuat dengan dalil Al-Qur’an, di mana Allah berfirman tentang sifat orang munafik: “Wa idza qoomuu ilasholaati qoomuu kusaalaa”—Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas (QS An-Nisa: 142).
Ayat ini memberikan peringatan keras agar kita tidak meniru sifat orang munafik yang malas dalam melaksanakan ibadah, terutama shalat.
Nasehat Gus Baha juga merujuk pada kitab Fathul Mu’in, yang mengajarkan bahwa setiap kali seseorang hendak melaksanakan shalat, ia harus melakukannya dengan semangat dan bersegera, agar tidak termasuk golongan orang munafik.
Ceramah Gus Baha ini mengingatkan kita bahwa malas dalam berbuat kebaikan bukanlah sifat orang beriman, melainkan sifat orang munafik.
Kita harus terus memperbaiki diri agar tidak bermalas-malasan dalam hal-hal yang penting untuk kehidupan dunia maupun akhirat.