Selain menjadi desa nelayan, Pananjung pada awalnya juga merupakan pusat kerajaan, dan berada dalam satu periode yang sama dengan Kerajaan Galuh Pangauban yang pusatnya di Putrapinggan sekitar abad ke-14 Masehi.
Raja Kerajaan Pananjung bernama Prabu Anggalarang, yang menurut salah satu versi cerita, merupakan keturunan dari Prabu Haur Kuning, raja pertama Kerajaan Galuh Pagauban.
Kerajaan Pananjung mengalami nasib malang dan hancur akibat serangan para Bajo, istilah yang digunakan untuk menyebut bajak laut.
Konflik pecah saat kerajaan menolak untuk menjual hasil bumi mereka kepada Bajo. Pada saat yang bersamaan, rakyat sedang mengalami keadaan genting yaitu gagal panen.
Kawasan Konservasi:
Kawasan konservasi di dekat tempat wisata Pangandaran memiliki sejarah yang sangat menarik. Pendiriannya dimulai pada era di mana Residen Priangan, Y. Eycken, berkuasa pada tahun 1922.
Dia mengusulkan gagasan untuk mengubah kawasan yang sebelumnya digunakan untuk perladangan menjadi taman buru.
Pada tahun 1934, usulan ini akhirnya diterapkan dengan penunjukan area di Pananjung Pangandaran, yang luasnya mencapai 530 hektar, menjadi Suaka Margasatwa.
RADAR PANGANDARAN.COM – Imin Muhaemin resmi dilantik sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan…
RADAR PANGANDARAN.COM – Mantan pemain Inter Milan, Marco Materazzi, meminta timnya bermain seperti Valentino Rossi…
RADAR PANGANDARAN.COM – Pemecatan Daniele De Rossi oleh AS Roma dikabarkan terjadi karena masalah yang…
RADAR PANGANDARAN.COM – Fans AS Roma dikabarkan tidak menerima pemecatan Daniele De Rossi dan berencana…
JAKARTA, RADARPANGANDARAN.COM - Perusahaan yang membawahi Alfamart dan Alfamidi yakni Alfa Group buka lowongan kerja…
RADAR PANGANDARAN.COM – Situasi AC Milan semakin rumit menjelang derby melawan Inter Milan, dengan adanya…
This website uses cookies.